Jumat, 13 Januari 2012

Boenthelan=Pundutan=Furoshiki=Bojagi

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Begitu juga halnya dengan sebuah kain yang berfungsi sebagai pembungkus barang, beda daerah beda pula istilahnya. Di daerah Jawa kain pembungkus barang dan pembawa pakaian disebut dengan  Buntelan (Boenthelan), sedangkan di daerah Banjar dikenal dengan istilah Pundutan.
Budaya membungkus barang dengan kain sudah lama dikenal masyarakat di Indonesia mungkin anda tentu akrab dengan cerita Wiro Sableng atau si Buta Dari Gua Hantu.  Coba perhatikan bagaimana cara mereka membawa perlengkapan?  Betul, dengan kain yang dibuntel yang lebih akrab disebut dengan buntelan. Saya masih ingat ketika ada acara perhelatan di Ranah Minang dimana rombongan pengantin beriringan membawa seserahan dan dulang yang dibungkus dengan kain segi empat.

Doc: antara-sumbar.com 16/06/2011 09:51 WIB
 
Ada makna yang terkandung didalamnya, ketika kita ke rumah mertua untuk mengantar pabukoan (dalam bahasa minang: makanan untuk berbuka puasa)/kue gadang (Kue Besar) akan lebih beradat dan terhormat jika dibungkus dengan kain sagi ampek (segi empat) bila dibandingkan dengan kertas box atau plastik.
Di Negara Jepang dikenal dengan Furoshiki, yang sudah ada sejak periode Edo hingga pertengahan periode Showa pada 1926. Beberapa literatur menyebut periode Edo terjadi pada 1603 hingga 1867. Kepopuleran furoshiki meredup saat pertengahan periode Showa pada 1975. Pada tanggal 6 Maret 2006, Jepang Menteri Lingkungan Hidup , Yuriko Koike, menciptakan kain furoshiki untuk mempromosikan penggunaannya dalam dunia modern. Furoshiki modern dapat dibuat dari berbagai kain, termasuk sutra, katun, rayon, dan nilon dengan corak tradisional bahkan modern.

Doc: Sari Jenaf
 
Lain halnya dengan Korea, mereka menyebutnya “Bojagi “. Bojagi memiliki banyak kegunaan, termasuk sebagai bungkus kado , dalam pernikahan , dan dalam ritual Budha. Berbeda dengan kain buntelan/pundutan, Bojagi dibuat dari berbagai bahan, seperti sutra, nilon, katun, dll yang kemudian dijahit sepotong demi sepotong seperti kain perca dan di bordir (subo: dalam bahasa Korea). Bojagi dibuat dengan usaha dan cinta yang melambangkan rahmat dan kesehatan yang baik. Membungkus dengan  menandakan rahmat, keberuntungan dan penghormatan.
 
 
Doc: bojagi.blogspot.com




Penulis: Sariati
Artikel ini ditulis untuk mata kuliah Social Study, S2 Creative & Media Enterprise IKJ - IDS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar