Jumat, 13 Januari 2012

Bank Tani Ala Uda Maih


Bank Tani lebih dikenal oleh masyarakat maupun para anggotanya daripada LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Argobisnis) karena lebih mudah untuk mengucapkannya. Lembaga ini didirikan oleh Masril Koto (Maih; dalam bahasa minang seseorang yang bernama Mas di depannya biasanya diucapkan menjadi “Maih”).
Di latar belakangi keprihatinnya terhadap rekan sesama petani ditahun 2000, ia mulai berfikir untuk menemukan cara agar terbebas masalah yang membebani petani yaitu permodalan. Dengan kegigihannya, ia selalu berusaha untuk belajar dan mengikuti berbagai pelatihan. Perjuangan Masril bukan tanpa hambatan berbagai cibiran pun dating dari keluarga dan juga tertawaan datang menghampirinya saat menanyakan kepada pihak bank untuk memberikan pelatihan kepadanya.
Akhirnya usaha yang dilakukan Maih tidak sia-sia, tahun 2007 ia bersama rekan-rekannya, petani yang tidak tamat SD mendirikan Bank Tani/Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Modal mendirikan Bank Tani diperoleh lewat penjualan saham Rp 100.000 per lembar kepada ratusan petani. Saat ini Bank Tani memiliki omset Rp. 150 miliar, dengan 580 LKMA yang tersebar di wilayah Sumatera Barat. Bank Tani juga mengajak masyarakat dan anggota untuk menjalankan pertanian organik dengan memproduksi sendiri pupuk dan pestisida organik sehingga akan menghemat dan uang petani dapat ditabung di Bank Tani.
Bank Tani adalah koperasi yang modern dan tidak terikat dengan UU Koperasi pemerintah dengan mewajibkan standar akuntansi nasional dalam pengelolaan dan kepemilikan saham dalam mengumpulkan modal. Kepemilikan saham selain dibatasi juga tidak dapat dijadikan dasar dalam menentukan suara perusahaan. Sebab, sistem suara yang dipakai adalah keanggotaan ala koperasi. Uniknya di Bank Tani memiliki aturan yang dibuat oleh petani dan kepemilikan juga dimiliki oleh petani itu sendiri. Selain itu mereka juga dekat kepada budaya masyarakat sebab dewan pengawas unit usaha kadangkala adalah ninik mamak masyarakat dan tergantung kepada sistem demokrasi para anggota. Sedangkan untuk karyawannya setiap Bank Tani memiliki 5 karyawan yang biasanya diambil dari anak-anak petani yang sudah putus sekolah dengan tujuan mengurangi penganguran.
Beragam produk tabungan atau pinjaman berbasis kebutuhan langsung kepada petani secara spesifik dikeluarkan oleh Bank Tani, seperti tabungan ibu hamil, tabungan pajak motor untuk pengojek, dan tabungan pendidikan anak.


Penulis: Sariati
Artikel ini ditulis untuk mata kuliah Creative Entrepeneur, S2 Creative & Media Enterprise IKJ - IDS.

1 komentar:

  1. mkasih gan ,,, postingan bank-tani , yang bagus dan bermanfaat ini layaknya di share ajja ,, nih saya bantu ngeshare ,, ,, jgn lupa kunbal nya pulsagratisandroidku.blogspot.com terimakasih skali lagi gan , maju terus blog nya ,,, !

    BalasHapus